Bekas Jerawat yang Tak Kunjung Hilang :’(



Siapa yang tak kenal jerawat. Penyakit satu ini susah-susah-gampang untuk ditangani. Proses penyembuhan jerawat bisa berjalan mulus dalam arti tak berbekas, namun tak jarang juga meninggalkan bekas, salah satunya adalah bercak kehitaman atau istilah medisnya hiperpigmentasi. Keluhan ini memiliki dampak psikososial yang signifikan pada orang yang mengalaminya.
Hiperpigmentasi pasca akne adalah hiperpigmentasi pasca inflamasi (HPI) yang merupakan hipermelanosis yang terjadi setelah peradangan kulit atau luka. HPI dapat terjadi  di semua jenis kulit, namun lebih sering pada orang dengan kulit gelap (jenis kulit Fitzpatrick IV-VI).

HPI ini warnanya bisa macam-macam, tergantung letak pigmennya. Kalau letaknya berada di epidermis atau kulit atas, maka warna yang muncul adalah coklat muda hingga coklat tua. Kalua letaknya di dermis atau kulit bawah, maka warna yang muncul adalah kebiruan atau abu-abu kecoklatan.

Kenapa  HPI bisa terjadi?

Patogenesis belum diketahui secara pasti. Menurut ahli karena adanya aktivitas melanosit yang meningkat akibat stimulasi mediator inflamasi. Mekanisme HPI pada akne melalui tiga mekanise yaitu faktor stell yang bersifat memicu aktivitas tirosinase; mediator inflamasi seperti IL-1, IL-8, TNF-α, LT-B4 yang dapat memicu pigmentasi kulit; Nitrit oxid yang dapat meningkatkan aktivitas tirosinase dan melanogenesis.

Bagaimana penanganan HPI?

Ada berbagai macam perawatan yang aman dan efektif untuk HPI, termasuk agen topikal depigmentasi, chemical peeling, laser, dan terapi cahaya. Pengobatan HPI cukup sulit dan saat sampai saat ini masih tetap menjadi tantangan.
Memulai pengobatan dini untuk HPI dapat membantu mempercepat resolusi dan mencegah pigmentasi lebih lanjut. Namun, perlu diingat bahwa pengobatan HPI sendiri berpotensi menyebabkan atau memperburuk HPI akibat iritasi yang terjadi.
Jadi, terdapat berbagai agen topikal yang menjadi pilihan, misalnya hydroquinone, asam azelaic, asam kojic, ekstrak licorice, dan retinoid. Agen-agen ini biasa digunakan untuk HPI epidermal, sedangkan HPI dermal tidak merespons dengan baik untuk obat ini. Agen-agen ini cukup efektif digunakan sendiri maupun kombinasi. Sahabat dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kulit untuk memilih agen topikal mana yang sesuai dengan sahabat.
1.       Hydroquinone
Atau 1,4 hydroxybenzene merupakan krim pemutih yang menjadi standar emas terapi HPI dan kelainan hiperpigmentasi lainnya, seperti melasma dan lentigo solaris.
Mekanisme kerjanya menghalangi konversi dihydroxyphenylalanine (DOPA) menjadi melanin melalui penghambatan tirosinase.
HQ bersifat labil sehingga mudah berubah warna terutama apabila terpapar UV.
HQ tidak terlalu efektif terhadap hiperpigmentasi dermal karena tidak bisa menembus jembatan  dermal-epidermal.
Efek samping yang dikhawatirkan adalah okronosis eksogen. Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, maka penggunaan HQ tidak boleh lebih dari 12 minggu, kemudian diganti dengan agen topikal lainnya, begitu seterusnya secara periodik.

2.       Asam azelaic
Indikasinya untuk HPI derajat sedang hingga berat. Penggunaannya ditoleransi dengan baik sehingga dapat digunakan jangka panjang, dioles 2 kali sehari selama 3-12 bulan. Mekanisme kerja agen ini memiliki aktivitas antitirosinase.

3.       Asam kojic
Merupakan metabolik fungal dari beberapa spesies tertentu dari acetobacter, aspergillus, dan penicillium. Bekerja melalui inhibisi tirosinase. Tersedia dalam konsentrasi 1-4%, dioleskan 2 kali sehari.

4.       Ekstrak licorice
Atau Glabridin dapat menghambat aktivitas tirosinase tanpa efek sitotoksik. Glabridin 0,5% dapat mengurangi eritema dan pigmentasi akibat pajanan UVB dan mempunyai efek antiinflamasi karena dapat menghambat produksi anion superoksid.

5.       Asam retinoat
Merupakan turunan vitamin A. Bekerja pada faktor transkripsi. Efek samping yang tidak diinginkan adalah eritem, deskuamasi, dan rasa seperti terbakar.
Retinoid generasi ketiga yakni adapalene konsentrasi 0,1-0,3% krim atau gel dan tazarotene konsentrasi 0,05-0,1% krim atau gel memiliki efek samping yang lebih minimal pada individual berkulit gelap.

Hal yang perlu diingat bahwa FOTOPROTEKSI merupakan bagian integral yang tidak boleh diabaikan dalam pengobatan HPI untuk mencegah memburuknya HPI. Pasien perlu diedukasi agar menggunakan tabir surya broad spectrum dengan SPF 30 setiap hari dan tindakan menghindari sinar matahari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Glowing with Skin booster

PENYEBAB KEPUTIHAN TERBANYAK DAN GEJALANYA